Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui perubahan anggaran negaranya demi agresi di Jalur Gaza, Palestina.
Hal itu terungkap dalam pernyataan bersama kantor Netanyahu serta Kementerian Keuangan Israel.
“Anggaran masa perang mencakup meningkatkan defisit, menyalurkan dana dari belanja pemerintah di kementerian dan memotong perjanjian koalisi,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip Reuters, Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agresi Israel berbalut perang dengan kelompok militer Palestina Hamas diperkirakan akan menelan biaya hingga miliaran dolar AS. Pada Oktober lalu, Israel mencatat defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel atau setara US$6 miliar. Lonjakan pengeluaran disebut untuk membiayai perang.
Karena itu, Netanyahu sepakat untuk menyampaikan anggaran tersebut ke pemerintah dan parlemen Israel sesegera mungkin.
“Mengurangi birokrasi dan hambatan adalah tujuan penting dari perubahan anggaran perang,” tambah pernyataan itu.
Sudah sebulan lebih Israel memborbardir Jalur Gaza, Palestina. Agresi ini dipicu serangan roket Hamas ke Tel Aviv, Sabtu (7/10). Esoknya, Israel menyatakan perang habis-habisan, yang berlangsung hingga sekarang.
Per 14 November, Palestina melaporkan lebih dari 11 ribu warga tewas akibat serangan Israel. Dari total tersebut, 4.650 merupakan anak-anak dan 3.145 perempuan.
Hingga saat ini, belum ada data pasti berapa dana yang dikeluarkan Israel untuk mengongkosi serangan ini.
Surat kabar keuangan Calcalist memperkirakan anggarannya mencapai US$51 miliar atau sekitar Rp795 triliun (asumsi kurs Rp15.589 per dolar AS).
(fby/sfr)