HomeEkonomiSempat Bernilai Rp714 T, WeWork Kini Terancam Bangkrut

Sempat Bernilai Rp714 T, WeWork Kini Terancam Bangkrut

Published on

spot_img



Jakarta, CNN Indonesia

Harga saham startup WeWork nyaris mendekati nol usai peringatan kebangkrutan.

Padahal, perusahaan asal Amerika (AS) tersebut sebelumnya bernilai US$47 miliar atau Rp714,40 triliun (asumsi kurs Rp15.200 per dolar AS).

Mengutip Reuters pada Kamis (10/8), perusahaan yang didukung SoftBank telah kacau sejak rencana go public pada 2019 lalu gagal karena investor memilih mundur dari kerugian besar.

Perginya investor tak terlepas dari tata kelola perusahaan dan gaya manajemen pendiri sekaligus CEO WeWork Adam Neumann.

Rupanya, tekanan yang dihadapi WeWork tak kunjung mereda setelah bertahun-tahun. Meski akhirnya berhasil go public pada 2021 lalu, tapi nilai yang diharapkan jauh lebih rendah, sehingga tidak menghasilkan keuntungan.

Bahkan, SoftBank selaku investor utama telah menggelontorkan dana puluhan miliar untuk menopang perusahaan rintisan tersebut, tetapi terus merugi.

“WeWork mungkin adalah startup yang paling overhyped dalam beberapa tahun terakhir,” kata Steve Clayton, kepala dana ekuitas di Hargreaves Lansdown.

Saham WeWork memang telah diperdagangkan di bawah US$1 sejak beberapa bulan lalu. Sehingga, startup tersebut hampir kehilangan semua asetnya yang sebelumnya begitu besar.

Pada Rabu (9/8), nilai aset WeWork diperkirakan mungkin hanya tertinggal US$260 juta atau di bawah kapitalisasi pasar sebesar US$500 juta. Kondisi ini membuat banyak eksekutif perusahaan memilih hengkang termasuk CEO Sandeep Mathrani pada Mei lalu dan tiga anggota dewan pada minggu ini.

“Pencarian CEO baru sedang berlangsung,” kata WeWork pada Selasa (8/8).

Model bisnis perusahaan dalam penyewaan ruangan jangka panjang dan pendek ini memang berkembang pesat selama bertahun-tahun. Namun, pandemi telah membuat ruang kantor bersama atau co-working space menjadi kurang menarik.

Kurangnya peminat atau penyewa membuat WeWork terus merugi. SoftBank yang telah berinvestasi ke perusahaan selama beberapa tahun terakhir telah kehilangan dananya hingga miliaran dolar.

Pendiri SoftBank Masayoshi Son yang sebelumnya mendukung Neumann dan membeli WeWork pada 2019 seharga US$10 miliar setelah IPO yang gagal menyatakan menyesal atas dukungannya.

“Penilaiannya buruk dalam banyak hal dan saya banyak merenungkannya,” kata Son.

Pada Maret lalu, WeWork mencapai kesepakatan untuk memangkas utang sekitar US$1,5 miliar dan memperpanjang beberapa tanggal jatuh tempo untuk menghemat uang.

Langkah tersebut berhasil membuat WeWork melaporkan kerugian bersih yang lebih kecil sebesar US$349 juta pada kuartal kedua dari sebelumnya US$577 juta tahun lalu.

WeWork mengatakan berencana untuk menopang likuiditas dengan memotong biaya sewa dan mengendalikan biaya lainnya serta mengurangi pegawai. Sementara, divisi perusahaan India mengatakan peringatan kebangkrutan tidak akan mempengaruhi unit tersebut.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/dzu)







Source link

Latest articles

Kemendag: Indonesia perkuat hilirisasi produk kelapa berkelanjutan

Bandarlampung (ANTARA) - Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional, Direktorat Jenderal Perundingan...

Pemilih Pemula Jenuh dengan Gimik Janji Manis Kampanye

GENERASI Z sebagai pemilih pemula pada Pemilu 2024 tidak sekadar membutuhkan model kampanye...

More like this

Kemendag: Indonesia perkuat hilirisasi produk kelapa berkelanjutan

Bandarlampung (ANTARA) - Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional, Direktorat Jenderal Perundingan...